L.A.R.I 2024
-
Mohon maaf sebelumnya kalau saya boleh saran untuk ke depannya, masalah pelanggaran kerjasama atau match fixing ini diberikan parameter yang jelas misalnya yang termasuk pelanggaran kerjasama itu apa saja. Supaya tidak terjadi saling persepsi dalam mengartikan pelanggaran sehingga ada acuan yang jelas.
Karena klo match fixing menurut saya pribadi itu bisa dibuktikan secara adil hanya dengan adanya bukti nyata misalnya berupa screenshot chat yang menunjukkan bahwa terduga memang berencana/telah melakukan match fixing. Karena tanpa bukti nyata seperti itu maka semua hanya bersifat prasangka dan spekulasi dan itu nanti hanya akan menjadi adu argumentasi dan opini saja. Dan rasanya tidak bijak klo kita menjatuhkan penalti hanya berdasarkan dugaan tanpa bukti nyata seperti halnya pelanggaran2 pada pasal lain yang jelas bisa dibuktikan secara nyata.
Statistik pertandingan juga tidak bisa dijadikan acuan, saya yakin kita semua pernah melihat statistik pertandingan dimana tim yang statistiknya dominan tapi justru skornya kalah. Dan settingan tackling reckless atau carefull juga tidak bisa dijadikan acuan karena itu juga bagian dari taktik yang tiap sikon bisa berubah2, seperti halnya terkadang wasit hijau/biru pun bisa mengeluarkan kartu merah dan wasit merah pun ada yg tidak memberikan kartu merah meskipun kita bermain reckless ini saya alami sendiri.
Klo semisal kita kesulitan membuat parameter yang termasuk pelanggaran kerjasama itu seperti apa saja mungkin saran saya bisa dibuat saja rule2 baru yang bisa menghindari atau meminimalisasi terjadinya match fixing, sebagai contoh; yang terlintas di benak saya saat ini; misalnya:
-
Hanya boleh mengistirahatkan pemain inti (pemain terbaik) yang staminanya dibawah 80% (kuning). Nanti ini bisa saja dibatasi misal maksimal 2 atau 3 pemain saja yang boleh istirahat digantikan cadangan terbaik. Jadi nanti tetap yang di starting lineup adalah mayoritas pemain terbaik.
-
Starting lineup harus diisi pemain terbaik sesuai posisinya. Ini bebas saja tidak perlu spesifik harus sesuai left right center, yang penting sesuai posisi dasar saja kiper bek tengah dan depan.
Karena biasanya klo match fixing bisa terlihat jelas bermain di 2 hal ini: salah posisi dan yg dimainkan pemain lemah.
Jadi diharapkan semua sudah tau resikonya di awal klo misal nantinya ketiduran tidak sempat setting dll. Mengurangi potensi pergesekan yang tidak perlu di antara kita.
Ya ini hanya sebatas saran saja sih.
-
-
@TomoTimi said in L.A.R.I 2024:
Mohon maaf sebelumnya kalau saya boleh saran untuk ke depannya, masalah pelanggaran kerjasama atau match fixing ini diberikan parameter yang jelas misalnya yang termasuk pelanggaran kerjasama itu apa saja. Supaya tidak terjadi saling persepsi dalam mengartikan pelanggaran sehingga ada acuan yang jelas.
Karena klo match fixing menurut saya pribadi itu bisa dibuktikan secara adil hanya dengan adanya bukti nyata misalnya berupa screenshot chat yang menunjukkan bahwa terduga memang berencana/telah melakukan match fixing. Karena tanpa bukti nyata seperti itu maka semua hanya bersifat prasangka dan spekulasi dan itu nanti hanya akan menjadi adu argumentasi dan opini saja. Dan rasanya tidak bijak klo kita menjatuhkan penalti hanya berdasarkan dugaan tanpa bukti nyata seperti halnya pelanggaran2 pada pasal lain yang jelas bisa dibuktikan secara nyata.
Statistik pertandingan juga tidak bisa dijadikan acuan, saya yakin kita semua pernah melihat statistik pertandingan dimana tim yang statistiknya dominan tapi justru skornya kalah. Dan settingan tackling reckless atau carefull juga tidak bisa dijadikan acuan karena itu juga bagian dari taktik yang tiap sikon bisa berubah2, seperti halnya terkadang wasit hijau/biru pun bisa mengeluarkan kartu merah dan wasit merah pun ada yg tidak memberikan kartu merah meskipun kita bermain reckless ini saya alami sendiri.
Klo semisal kita kesulitan membuat parameter yang termasuk pelanggaran kerjasama itu seperti apa saja mungkin saran saya bisa dibuat saja rule2 baru yang bisa menghindari atau meminimalisasi terjadinya match fixing, sebagai contoh; yang terlintas di benak saya saat ini; misalnya:
-
Hanya boleh mengistirahatkan pemain inti (pemain terbaik) yang staminanya dibawah 80% (kuning). Nanti ini bisa saja dibatasi misal maksimal 2 atau 3 pemain saja yang boleh istirahat digantikan cadangan terbaik. Jadi nanti tetap yang di starting lineup adalah mayoritas pemain terbaik.
-
Starting lineup harus diisi pemain terbaik sesuai posisinya. Ini bebas saja tidak perlu spesifik harus sesuai left right center, yang penting sesuai posisi dasar saja kiper bek tengah dan depan.
Karena biasanya klo match fixing bisa terlihat jelas bermain di 2 hal ini: salah posisi dan yg dimainkan pemain lemah.
Jadi diharapkan semua sudah tau resikonya di awal klo misal nantinya ketiduran tidak sempat setting dll. Mengurangi potensi pergesekan yang tidak perlu di antara kita.
Ya ini hanya sebatas saran saja sih.
.
Terima kasih utk masukannya bung @TomoTimi , akan kita pelajari lebih dalam nantinya -
-
.
HASIL PEREMPAT FINAL - LEG1
.
-
.
HASIL PEREMPAT FINAL - LEG2
.
-
.
HASIL SEMIFINAL - LEG1
.
-
.
HASIL SEMIFINAL - LEG2
.
-
.
HASIL FINAL
.
-
.
Selamat utk para juara LARI 2024
.
Juara-1 : Pokim Hernandez
Juara-2 : andriTOMI01.
Semifinalis :- arifgan (aggregat 2-4)
- dw13ow (aggregat (0-3)
-
-
-
-
-